Modul 1
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK
Kegiatan Belajar 1
Hakikat Pertumbuhan dan Perkembangan
A. Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah perubahan yang
terjadi pada setiap manusia terutama berkaitan dengan fisiknya. Pertumbuhan
berlangsung selama masa kanak-kanak tetapi tidak dalam kecepatan yang menetap,
kemudian kecepatannya menurun dan menjadi pesat kenaikannya pada masa adolesen
dan selanjutnya berhenti. Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
kematangan, di antaranya: genetika, nutrisi, olahraga, penyakit, dan kesehatan
individu.
B. Pengertian
Perkembangan
Menurut Santrok dan Yussen (1992)
Perkembangan adalah pola gerakan atau perubahan yang di mulai pada saat terjadi
pembuahan dan berlangsung terus selama siklus kehidupan.
C. Proses
Perkembangan
Beberapa hal yang mendasari proses
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik:
1. Masa perkembangan yang cepat. Pengaruh
yang lama
2. Proses yang kompleks
3. Nilai yang di terapkan
4. Masalah yang menarik, di antaranya:
kecerdasan, temperamen, dan interaksi keturunan, lingkungan, dan perkembangan
D. Fase-fase perkembangan
Untuk
memudahkan pemahaman tentang perkembangan maka di lakukan pembagian berdasarkan
waktu-waktu yang di lalui manusia dengan sebutan fase. Santrok dan Yussen
membaginya atas 5 yaitu:
1.
Fase pranatal (saat dalam kandungan) adalah
waktu yang terletak antara masa
pembuahan dan masa kelahiran.
2.
Fase bayi adalah saat perkembangan yang
berlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan.
3.
Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan
yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5-6 tahun, kadang-kadang di sebut
masa pra-sekolah.
4.
Fase kanak-kanak tengah dan akhir adalah fase
perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6-11 tahun, sama dengan masa
usia SD.
5.
Fase remaja adalah masa perkembangan yang
merupakan transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa awal, yang di mulai
kira-kira umur 10-12 tahun dan berakhir
kira-kira umur 18-22 tahun.
Seorang
ahli teori psikoanalisa dan sekaligus seorang pendidik, Erik H. Erikson
mengemukakan bahwa perkembangan manusia adalah sintesis dari tugas-tugas
perkembangan dan tugas-tugas sosial. Dia mengemukakan bahwa perkembangan
afektif merupakan dasar perkembangan manusia. Erikson melahirkan teori
perkembangan afektif yang terdiri atas 8 tahap.
a)
Trust vs Mistrust/Kepercayaan dasar (0;0 – 1;0)
b)
Autonomy vs Shame and Doubt/Otonomi (1;0 – 3;0)
c)
Initiatives vs Guilt/Inisiatif (3;0 – 5;0)
d)
Industry vs Inferiority/Produktivitas (6;0 –
11;00)
e)
Identity vs Role Confusion/Identitas (12;0 –
18;0)
f)
Intimacy vs Isolation/Keakraban (19;0 – 25;0)
g)
Generavity vs Self Absorption/Generasi berikut
(25;0 – 45;0)
h)
Integrity vs Despair/Integritas (45;0 …)
Sementara
itu perkembangan kognitif anak berlangsung secara teratur dan berurutan sesuai
dengan perkembangan umurnya. Maka pembelajarannya harus di rencanakan
sedemikian rupa di sesuaikan dengan perkembangan kecerdasan peserta didik. Piaget
mengemukakan proses perkembangan anak sampai mampu berpikir seperti orang
dewasa melalui 4 tahap perkembangan, yakni:
1.
Tahap sensori motor (0;0 – 2;0)
2.
Tahap praoperasional (2;0 – 7;0)
3.
Tahap operasional konkret (7;0 – 11;0)
4.
Tahap operasional formal (11; - 15;0)
Menurut
Robert J. Harvighust tugas perkembangan adalah sebagian tugas yang muncul pada
suatu periode tertentu dalam kehidupan individu, yang merupakan keberhasilan
yang dapat memberikan kebahagiaan serta memberi jalan bagi tugas-tugas
berikutnya, dan terdiri dari tugas perkembangan:
1.
Masa kanak-kanak (usia bayi dan usia TK)
2.
Masa anak (usia SD)
3.
Masa remaja
4.
Masa dewasa awal
5.
Masa setengah baya
6.
Masa tua.
Menurut
Havighust setiap tahap perkembangan individu harus sejalan dengan perkembangan
aspek-aspek lainnya, yaitu fisik, psikis, serta emosional, moral, dan sosial.
Ada dua alasan mengapa tugas-tugas perkembangan ini penting bagi pendidik :
1.
Membantu memperjelas tujuan yang akan di capai
sekolah
2.
Dapat di pergunakan sebagai pedoman waktu untuk
melaksanakan usaha-usaha pendidikan
Kegiatan Belajar 2
Hukum – hukum perkembangan
A. Hukum Perkembangan
Carol
Gestwicki (1995) mengemukakan beberapa prinsip dasar perkembangan:
1.
Hukum Konvergensi (Perkembangan merupakan hasil
interaksi faktor biologis dan faktor lingkungan)
2.
Hukum Tempo Perkembangan (Perkembangan pada
suatu tahap merupakan landasan bagi perkembangan berikutnya)
3.
Hukum Masa Peka (Dalam perkembangan terdapat waktu-waktu
yang optimal)
4.
Hukum Rekapitulasi (Stanley Hall mengemukakan
bahwa perilaku dan perkembangan anak merupakan rekapitulasi dari evolusi
spesies/manusia)
5.
Perkembangan maju berkelanjutan merupakan
kesatuan yang saling berhubungan, dengan semua aspek-aspek yang saling
mempengaruhi
6.
Setiap individu berkembang sesuai dengan
waktunya masing-masing
7.
Dalam perkembangan terdapat urutan yang dapat
di ramalkan
Menurut
Sutterly dan Donnely terdapat 10 prinsip dasar pertumbuhan, yaitu:
a)
Pertumbuhan adalah kompleks dan semua
aspek-aspeknya berhubungan sangat erat
b)
Pertumbuhan mencakup hal-hal kuantitatif dan
kualitatif
c)
Pertumbuhan adalah proses yang berkesinambungan
dan terjadi secara teratur
d)
Pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat
keteraturan arah
e)
Tempo pertumbuhan tidak sama
f)
Aspek-aspek yang berada dari pertumbuhan
berkembang pada waktu dan kecepatan yang berbeda
g)
Kecepatan dan pola pertumbuhan dapat di
modifikasi oleh faktor-faktor intrinsik dan ekstrinsik
h)
Pada pertumbuhan dan perkembangan terdapat
masa-masa kritis
i)
Pada suatu organisme ada kecenderungan untuk
mencapai potensi perkembangan yang optimal
j)
Setiap individu tumbuh dengan caranya sendiri
yang unik
Kegiatan Belajar 3
Pengaruh Berbagai Faktor dalam Perkembangan
Manusia
A. Teori Kematangan
Observasi
awal terhadap perkembangan anak di pimpin oleh G. Stanley hall dan kemudian di
lanjutkan oleh muridnya yang bernama Arnold Gesell. Menurut Gessel keterampilan
berjalan, berbicara, dan belajar membaca terjadi sebagai akibat perkembangan
biologis anak. Kesiapan biologis merupakan faktor dominan dalam memampukan anak
untuk belajar.
Deskripsi
Gessel tentang tahap kematangan anak dan kesiapan untuk belajar pada usia
kronologis menginformasikan kepada pengembang kurikulum tentang bagaimana
mendesain kurikulum bagi kelas-kelas yang berbeda.
B. Teori Perkembangan Kognitif/Konstruktivisme
1.
Jean Piaget
Hasil
kajian Piaget (1963) tentang kognisi menunjukkan bahwa anak-anak mempunyai
tahap pemahaman yang berbeda pada usia yang berbeda pula. Teori perkembangan
kognitif menunjukkan bahwa interaksi anak dengan lingkungan dan
pengorganisasian kognitif dari pengalaman menghasilkan kecerdasan. Yang menjadi
penekanan teori ini ialah pada proses pemikiran anak pada saat terjadinya
belajar.
2.
Lev V. Gotsky
Menurut
V. Gotsky interaksi sosial memegang peran penting dalam belajar. Baginya
interaksi fisik dan interaksi sosial sangat penting bagi perkembangan. Orang
dewasa memegang peran penting sebagai mediator sosial, lebih-lebih guru harus
mengidentifikasi apa yang sebenarnya di pahami anak. V. Gotsky melangkah lebih
jauh dan menganggap budaya anak dan sejarah hidupnya secara individual sangat
penting. Anak berbagi proses mental dalam konteks sosial dan belajar dengan
berbagi pengalaman melalui interaksinya dengan orang lain.
3.
Teori Behaviorisme
Melalui
karya B.F skinner (1953) para ahli behaviorisme menyampaikan gagasannya bahwa
jika lingkungan ditata untuk memfasilitasi ketercapaian perilaku yang di
kehendaki maka akan di pengaruhi untuk mencapai perilaku yang seharusnya.
Menurut Skinner, karya semua perilaku di pelajari maka akan dapat di bentuk
atau di modifikasi. Strategi untuk memodifikasi perilaku di dasarkan atas
reinforcement. Bila perilaku yang di kehendaki di lakukan, anak akan diberi
hadiah. Hukuman diberikan untuk menghentikan perilaku yang tidak di kehendaki.
4.
Teori belajar Sosial
Albert
Bandura (1963) menyatakan bahwa banyak perilaku yang tidak di pelajari melalui
pembentukan tetapi berkembang melalui reaksi dan interpretasi individu terhadap
situasi. Stimulus dan situasi yang sama akan menimbulkan reaksi yang berbeda
bergantung kepada interpretasi individu terhadapnya. Petunjuk atau perintah
verbal di tambah observasi individu dalam suatu konteks sosial, akan berdampak
pada ekspetasi, kemampuan, dan pertimbangan-pertimbangan individu lainnya dalam
menentukan respon.
No comments:
Post a Comment