Search This Blog

Wednesday, 8 July 2015

Resistor


Resistor digunakan sebagai penghambat arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. 
Bentuk resistor yang umum adalah seperti tabung dengan sebuah kaki dikedua ujungnya. Pada badannya terdapat cincin kode warna untuk mengetahui besar resistansi tanpa harus melakukan  pengukuran.  Kode  warna  tersebut  adalah  standar yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah.






Contoh: Urutan warna cincin (4 cincin) : Merah Ungu Biru emas
Merah
Ungu
Biru
emas
Nilai Resistansi

2

7
x 106

5 %

27 M      5 %

 

Contoh: Urutan warna cincin (5 cincin) : Coklat Merah Hitam Jinga Coklat 

Coklat
Merah
Hitam
Jingga
Coklat
Nilai Resistansi
1
2
0
x 103
1 %
120 K      1 %

 
 
Ukuran watt pada resistor adalah ukuran daya maksimum 
yang masih mampu ditahan oleh resistor. Di pasaran tersedia ukuran ¼, ½, 1, 2, 5, 10 dan 20 W.

Rangkaian Resistor
Rangkaian  resistor  secara  seri akan  mengakibatkan  nilai
resistansi total menjadi lebih besar.







RAB = R1 + R2 + R3



Jika terdapat sejumlah n resistor yang dirangkai secara seri, maka jumlah resistansi totalnya adalah :


RTOTAL = R1 + R2 + . . . . + Rn


Rangkaian resistor secara paralel akan mengakibatkan nilai resistansi total menjadi lebih kecil.


(1/RAB) = (1/R1) + (1/R2) + (1/R3)


Jika  terdapat  sejumlah  n  resistor  yang  dirangkai  secara paralel, maka jumlah resistansi totalnya adalah :


(1/RTOTAL) = (1/R1) + (1/R2) + . . . . + (1/Rn)


Jika digunakan konsep konduktansi G = 1/R, konduktansi total dari rangkaian paralel adalah :


GTOTAL = G1 + G2 + . . . . + Gn

Nilai resistansi, tegangan, arus dan daya pada suatu resistor
sesuai dengan hukum Ohm adalah sbb. :


Resistansi        R = V/I = V2/P = P/I2
Tegangan         V = IR = P/I =  PR
Arus                 I = V/R = P/V =  P/R
Daya                P = VI = V2/R = I2



No comments:

Post a Comment